Friday, September 24, 2010

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI LARUTAN PADA SISWA KELAS XI SEMESTER II SMA WALISONGO SEMARANG MELALUI
PERMAINAN KIMIA BERWAWASAN CET (Chemoedutainment)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran kimia di SMA Walisongo Semarang yang masih menggunakan ceramah dan latihan soal sedang praktikum jarang dilakukan karena tidak adanya laboran, sehingga hasil belajar kimia siswa-siswi SMA Walisongo Semarang kurang maksimal. Dari latar belakang tersebut dapat ditemukan rumusan masalah apakah dengan permainan kimia berwawasan CET (Chemoedutainment) siswa kelas XI SMA Walisongo
Semarang dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar kimia pokok bahasan stoikiometri larutan. Tujuan dari penelitian ini adalah hasil yang akan dicapai dari pemecahan masalah. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat. Selain hal tesebut penelitian ini juga dapat membuat siswa senang pada pelajaran kimia khususnya materi stoikiometrri larutan.

Permainan Kimia Berwawasan CET merupakan pengganti kegiatan percobaan (praktikum) di dalam laboratorium dengan menggunakan bahan, alat serta percobaan yang menarik. Sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep stoikiometri larutan.

Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA SMA Walisongo Semarang.Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia mencakup nilai kognitif, afektif, psikomotorik, kinerja guru dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Prosedur penelitian yang pertama kali dilakukan adalah observasi awal dengan guru mitra untuk mengetahui keadaan awal dari subjek penelitian. Penelitian ini dirancang menjadi tiga siklus, setiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi. Data kualitatif dianaliasis secara deskriptif kualitatif. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan membagi skor yang diperoleh dengan skor total dikalikan 100%.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, nilai kognitif rata-rata pada siklus I mencapai 59,41, siklus II 70,59, siklus III 67,35 dengan standar ketuntasan 76,47%. Nilai psikomotorik rata-rata yang dicapai pada siklus I 63,7, siklus II 69,15, siklus III 77,32. Nilai afektif rata-rata yang dicapai adalah 70 pada siklus I, 74,12 pada siklus II, 77,06 pada siklus III. Permainan kimia berwawasan CET dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan stoikiomertri
larutan baik kognitif, psikomotorik, dan afektif. Akan tetapi perlu diadakan persiapan yang maksimal supaya pembelajarannya dapat berjalan dengan maksimal. Disarankan pula agar permainan kimia berwawasan CET ini dapat diterapkan pada pokok bahasan yang lainnya.

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISWA KELAS VIII SMP BHAKTI PRAJA GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Model pembelajaran sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada suatu materi pokok tertentu. Di SMP Bhakti Praja Gebog Kudus masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami matematika, sehingga nilai rata-rata ulangan harian masih dibawah 6,00, termasuk dalam menyelesaikan soal cerita pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Adapun data tentang nilai rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel untuk tahun 2003, 2004, dan 2005 berturut-turut adalah 5,26 ; 5,54 ; dan 5,65. Di samping itu materi pokok yang berhubungan dengan masalah sehari-hari ini terasa sulit dipahami oleh siswa, untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita yang salah satunya adalah
model pembelajaran berbasis masalah.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dapat ditingkatkan melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan, dan evaluasirefleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi : hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus, kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, dan data tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diambil dari setiap akhir pertemuan. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa telah
tuntas belajar dan rata-rata nilai ulangan hariannya minimal 6,00 serta minimal 75% siswa terlibat secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian siklus 1 menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa 5,81 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 51,9%, persentase aktivitas siswa 70%, persentase kemampuan guru 85,95%, serta tanggapan siswa secara umum merasa senang. Hasil penelitian siklus 2 diperoleh rata-rata hasil belajar 7,65 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 77,8%, persentase aktivitas siswa 78,9%, persentase kemampuan guru 90,6%, serta tanggapan siswa secara umum merasa senang.

Dari penelitian ini diperoleh simpulan bahwa melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII A SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Saran yang dapat diajukan adalah model pembelajaran berbasis masalah sebaiknya dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX A SMP 2 GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PADA MATERI POKOK TABUNG, KERUCUT DAN BOLA MELALUI IMP

ANSTRAK

Pada hakekatnya matematika muncul dari kehidupan nyata sehari-hari, oleh karena itu proses pembelajaran matematika harus dapat menghubungkan antara ide abstrak matematika dengan suatu situasi nyata yang pernah dialami siswa ataupun yang dapat dipikirkan siswa, maka dalam setiap pembelajaran diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual yang akrap dengan kehidupan nyata sehari-hari. Peserta didik kelas IX SMP 2 Gebog masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal yang berkaitan dengan geometri ruang, sehingga hasil belajar peserta didik kelas IX tahun pelajaran 2005/2006 dalam pokok bahasan bangun ruang, masih sangat rendah. Akibatnya presentase penguasaan materi soal matematika ujian nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2005/2006 untuk menyelesaikan volum bangun ruang hanya mencapai 58,97 sedangkan untuk menyelesaikan soal tentang luas bangun ruang hanya mencapai 63,25. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah
melalui implementasi pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX A SMP 2 Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 pada materi pokok tabung, kerucut dan bola? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan hasil belajar siswa kelas IX A SMP 2 Gebog Kudus tahun pelajaran 2006 / 2007 dalam materi pokok tabung, kerucut dan bola melalui implementasi pendekatan kontekstual .

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan pemberian soal tes pada setiap akhir siklus serta hasil reflaksi siwa pada setiap akhir pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diambil dari lembar pengamatan terhadap guru. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah : siswa dianggap tuntas belajar jika mencapai skor ≥ 60 %, sedangkan kelas dianggap tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 85 % siswa yang mencapai daya serap ≥ 60 %.

Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 68,18 % sehingga kelas belum tuntas belajar dan prosentase keaktifan siswa adalah 69,17 %, sedangkan hasil penelitian pada siklus 2 menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 90,83 % sehingga kelas sudah tuntas belajar dan prosentase keaktifan siswa adalah 86,36 %.

Dari penelitian ini dapat diperoleh simpulan bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil peserta didik kelas IX A SMP 2 Gebog tahun pelajaran 2006/2007 pada materi pokok tabung, kerucut dan bola. Saran yang dapat diajukan adalah para guru dalam melaksanakan pembelajaran juga diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KONSEP SISTEM INDERA MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL STAD DI MTS AL AS

ABSTRAK

Tingkat keaktifan siswa kelas VIII E MTs Al Asror Gunungpati tahun ajaran 2006/ 2007 sebelum penelitian sebesar 10% dan rata-rata hasil belajarnya 52,15. Pembelajaran STAD banyak memberikan kesempatan siswa saling mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab, maka semua siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran Sistem Ekskresi terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (Sukmawati, 2005), maka pada penelitian ini dicoba diterapkan pada
konsep Sistem Indera Manusia. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada proses belajar mengajar konsep Sistem Indera Manusia melalui model pembelajaran STAD. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 3 siklus, dengan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dilakukan pada 40 siswa kelas VIII E MTs Al Asror Gunungpati tahun ajaran 2006/ 2007. Pada penelitian ini ada dua data. Data pertama berupa data kualitatif yang terdiri atas aktivitas siswa, kinerja guru, tanggapan siswa dan
guru terhadap proses pembelajaran yang diukur dengan lembar observasi, kuesioner, dan lembar wawancara. Data kedua berupa data kuantitatif yang terdiri atas hasil belajar ranah kognitif yang diukur dengan tes pilihan ganda, dan hasil belajar ranah psikomotorik yang diukur dengan check list. Data dianalisis dengan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar konsep Sistem Indera Manusia di MTs Al Asror
Gunungpati.

Kata kunci: aktivitas siswa, hasil belajar siswa, STAD.

APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SMA NEGERI 01 BAWANG KABUPATEN BATANG DENGAN MICROSOFT VISUAL BASIC VERSI 6.0

ABSTRAK

Sekolah adalah sebuah lembaga formal yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah sebagai suatu instansi pemerintah di bidang pendidikan banyak melakukan pengolahan data siswa, data guru maupun data karyawan dalam jumlah data yang besar. Perubahan data tersebut harus tersimpan dengan baik. Dalam pengolahan data kebanyakan dari pihak sekolah
menggunakan sistem manual, di mana data yang ada berupa setumpuk rekaman yang disimpan dalam rak berkas.

Masalah yang dihadapi adalah bagaimana cara membuat dan mengolah program database pegawai dan siswa SMA Negeri 1 Bawang dan bagaimana proses kerja program sehingga dapat menghasilkan program database di SMA Negeri 1 Bawang, yang bertujuan untuk mengetahui Database SMA Negeri 01 Bawang dan juga mengetahui kelebihan sistem dengan menggunakan Microsoft Visual Basic. Sehingga dapat bermanfaat untuk membantu para pegawai SMA
Negeri 1 Bawang dalam pencarian data pegawai dan siswa dengan menggunakan database, dapat menggunakan keunggulan dari Microsoft Visual Basic dalam penanganan database SMA Negeri 1 Bawang dan memudahkan dalam pencarian data.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data baik melalui wawancara maupun dokumentasi yang ada di sekolah. Perncanaan program dilakukan dengan memanfaatkan dan mengembangkan software Microsoft Visual Basic 6.0.

Hasil Kegiatannya adalah berupa form Menu Utama berisi menu-menu yang ada dalam Aplikasi tersebut yang dapat diakses oleh user umum dan juga digunakan untuk Login Siswa, Guru dan Tata Usaha. Sedangkan form yang lain adalah Form Input Data, Form edit data, Form Group (Menu), From Pencarian dan Form Laporan/Report serta form programmer.

Dari uraian diatas maka disimpulkan sebagai berikut: Pembuatan Program Sistem Informasi Manajemen SMA Negeri 1 Bawang dibuat dengan mamanfaatkan software Microsoft Visual Basic Versi 6.0 dengan memadukan database yang dibuat dan menggunakan program Ms. Acses yang melalui 4 tagap, yaitu: Tahapan Studi Kelayakan, Tahapan Rancangan Pendahuluan, Tahapan Analisis Sistem dan Tahapan Perancangan Sistem.

Program database yang telah dibuat dapat membantu dalam pengolahan Sistem Informasi Manajemen Database SMA Negeri 01 Bawang supaya lebih cepat, mudah, menarik, rapi dan efisien.

VARIASI TINDAK TUTUR DALAM KURSUS PANATACARA PERMADANI SEMARANG

ABSTRAK

Kursus panatacara merupakan kegiatan yang diadakan dalam rangka melestarikan budaya Jawa. Kursus tersebut tidak hanya mempelajari bahasa Jawa tetapi kebudayaan Jawa yang harus tetap dijunjung tinggi. Dalam kegiatannya terjadi proses komunikasi antara individu satu dengan yang lain sehingga terjadi keragaman tuturan. Pada sebuah komunikasi terkandung maksud yang ingin disampaikan oleh seorang penuturnya. Maksud tuturan tersebut hanya dapat diidentifikasi melalui konteks tutur.

Masalah penelitian ini meliputi 1 tindak tutur apa sajakah yang digunakan dalam kursus Panatacara Permadani Semarang di lihat dari modus, kelangsungan, dan daya tutur 2 tindak tutur apa yang dominan digunakan dalam kursus Panatacara Permadani Semarang di lihat dari modus, kelangsungan, dan daya tutur. Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini bertujuan 1 mendeskripsi tindak tutur dalam kursus Panatacara Permadani Semarang, 2 mendeskripsi tindak tutur yang dominan dalam kursus Panatacara Permadani Semarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian diambil saat pertemuan kursus Panatacara berlangsung berupa variasi tindak tutur yang digunakan oleh peserta dan pelatih kursus panatacara. Pengumpulan data menggunakan tehnik simak bebas libat cakap (SBLC), tehnik rekam, dan tehnik catat. Analisis data menggunakan identifikasi. Penyajian hasil data disajikan dengan metode informal.

Berdasarkan analisis data penelitian ditemukan 3 jenis tindak tutur berdasarkan daya tutur meliputi lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur lokusi ditemukan tindak tutur menyatakan sesuatu. Tindak tutur ilokusi ditemukan 8 jenis tindak tutur meliputi pengumuman, melaporkan, menyarankan, mengusulkan, bertanya, mengucapkan selamat, mendesak, dan berterima kasih.
Tindak tutur perlokusi ditemukan 4 jenis tindak tutur meliputi menakut-nakuti, membujuk, membuat jengkel, dan melegakan. Tindak tutur berdasarkan modus tutur dalam kursus Panatacara Permadani Semarang ditemukan 5 jenis tindak tutur antara lain tindak tutur representatif, meliputi menyatakan, mengakui, menunjukkan, dan memberi kesaksian, tindak tutur direktif meliputi meminta, memohon, dan mendesak, tindak tutur komisif ditemukan tindak tutur menyatakan kesanggupan, tindak tutur ekspresif juga ditemukan tindak tutur
mengucapkan selamat, tindak tutur deklarasi meliputi melarang dan memutuskan. Berdasarkan kelangsungan tutur ditemukan tindak tutur langsung harfiah dan tidak langsung harfiah. Berdasarkan analisis data jenis tindak tutur pada kursus Panatacara Permadani Semarang menurut modus tuturnya, tindak tutur yang paling dominan adalah tindak tutur representatif. Berdasarkan daya tuturnya, tindak tutur yang paling dominan adalah tindak tutur ilokusi. Berdasarkan kelangsungan tutur , tindak tutur yang paling dominan adalah tuturan langsung
harfiah.

Saran supaya ada penelitian lanjutan untuk meneliti bahasa Jawa dengan kajian yang berbeda dari penelitian ini.

Kata kunci : Variasi Tindak Tutur, Kursus Panatacara, Permadani Semarang.

SOSOK TOKOH SARIDIN DALAM SENI KETHOPRAK TERHADAP PENANAMAN BUDI PEKERTI SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGAJARAN BAHASA JAWA

ABSTRAK

Cerita Saridin dalam versi kethoprak mempunyai peran yang sangat penting bagi generasi muda dalam pembinaan nilai-nilai pendidikan, hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ajaran moral, keagamaan, dan ekspresi kesenian terdapat dalam kethoprak lakon Saridin.

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah pada penelitin ini adalah bagaimana struktur cerita Saridin versi kethoprak, nilai– nilai pendidikan apa saja yang terdapat dalam cerita Saridin versi kethoprak.

Tujuan penelitian ini dapat mengetahui struktur cerita Saridin versi kethoprak, dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita Saridin versi kethorak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca yaitu dapat menambah wawasan dan mengetahui lebih lanjut mengenai cerita Saridin dalam versi kethoprak dan menambah khasanah dalam bidang ilmu sastra serta dapat meningkatkan budi pekerti siswa.

Metode penelitian ini menggunakan metode struktural dengan pendekatan objektif, data berupa teks kethoprak dan sumber data berupa kaset CD penelitian ini dianalisis dengan pendekatan objektif teori strukturalisme.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cerita Saridin dalam versi kethoprak menggunakan struktur cerita yang meliputi alur, penokohan atau karakter tokoh, setting atau latar, dan tema. Dari struktur cerita tersebut sehingga dapat diketahui adanya nilai-nilai pendidikan diantaranya nilai pendidikan ketuhanan, nilai pendidikan budi pekerti/kesusilaan, nilai pendidikan sosial
kemasyarakatan, dan nilai moral.

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan agar cerita Saridin dalam kethoprak ini dikembangkan atau dapat dijadikan sebuah buku cerita. Dan supaya dapat digunakan sebagai bahan ajar di SLTP khususnya pembelajaran apresiasi sastra.

Kata Kunci: Cerita Saridin Versi Kethoprak

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN INFORMASI DENGAN TEKNIK INFORMATION GAP PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 5 SEMARANG TAHUN AJARAN 2005/2006

ABSTRAK

Berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting karena di dalamnya mengandung informasi yang ingin disampaikan. Namun, pada proses pembelajaran masih sering terjadi misunderstanding informasi antara guru dengan siswa. Pembelajaran berbicara pun belum dilaksanakan dengan baik Berdasarkan hasil observasi, kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2005/2006 adalah kelas yang tingkat keterampilan berbicaranya paling rendah.

Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana perubahan perilaku belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang dalam menyampaikan informasi setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan teknik information gap? Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi perubahan perilaku belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang dalam menyampaikan informasi setelah diberikan tindakan pembelajaran melalui teknik information gap.

Penelitian ini menerapkan teknik information gap dalam pembelajaran menyampaikan informasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri atas 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sumber datanya adalah siswa kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2005/2006 sebanyak 46 siswa. Teknik yang diterapkan yaitu: siswa berlatih berbicara, guru menampilkan gambar dan menghadirkan narasumber, guru melakukan simulasi dan pemodelan, siswa
bertanya kepada narasumber, dan siswa menyampaikan informasi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa yang positif. Tindakan yang dilakukan guru pada siklus I berupa pemberian simulasi dan pemodelan cara menyampaikan informasi dengan teknik information gap, memberi rumus 5W+H dalam menyampaikan informasi, memberi siswa kesempatan berlatih berbicara, dan memberi pilihan gambar dengan tema sama. Siswa memberi reaksi positif dengan cara menyampaikan informasi sesuai
tindakan guru. Berdasarkan refleksi siklus I perlu adanya pengubahan tema. Tindakan perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II berupa: mengubah tema dengan 7 tema berbeda, menunjukkan kesalahan yang masih dilakukan siswa dan cara memperbaikinya, serta memberi penegasan rumus 5W+H dalam menyampaikan informasi. Siswa memberi reaksi lebih positif karena siswa lebih maksimal melakukan pembelajaran. Perubahan perilaku belajar siswa ditunjukkan dengan: pada pembelajaran siklus I, siswa masih banyak yang ramai, bercanda
sendiri, kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya, merasa bosan, dan bermalas-malasan. Namun, pada pembelajaran siklus II siswa terlihat lebih tenang, serius, lebih bertanggung jawab, dan antusias mengikuti pembelajaran. Perubahan perilaku itu mengakibatkan peningkatan keterampilan menyampaikan informasi sebesar 18,75% yaitu 68,30 pada siklus I menjadi 81,11 pada siklus II.

Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan perilaku belajar siswa ke arah positif yang diikuti dengan peningkatan keterampilan menyampaikan informasi siswa setelah diterapkan pembelajaran menyampaikan informasi dengan teknik information gap.

Kata kunci: keterampilan berbicara, menyampaikan informasi, pendekatan kontekstual, teknik information gap.

PENGEMBANGAN BENTUK PENYAJIAN KESENIAN TRADISIONAL

ABSTRAK

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, membawa salah satu dampak semakin derasnya arti budaya asing yang melanda kehidupan masyarakat. Maka perlu adanya upaya penggalian pembinaan dan pengembangan unsur-unsur budaya asli Indonesia, khususnya kesenian tradisional Emprak Sido Mukti yang berkembang di Desa Kepuk Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas penelitian ini mengajukan permasalahan, 1) Bagaimana asal usul Kesenian Emprak Sido Mukti di Desa Kepuk Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara?, 2) Bagaimana pengembangan bentuk penyajian Kesenian Emprak Sido Mukti?, 3) Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan pendukung dalam pengembangan Kesenian Emprak Sido Mukti di Desa Kepuk Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Bertolak dari permasalahan tersebut tujuan penelitian sesuai dengan masalah, 1) Untuk mengetahui asal-usul Kesenian Emprak Sido Mukti Desa Kepuk Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara, 2) Untuk mengetahui pengembangan yang dilakukan oleh Kesenian Emprak Sido Mukti. 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat serta faktor pendukung bagi pengembangan kesenian Emprak Sido Mukti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian Kesenian Emprak Sido Mukti di Desa Kepuk Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Sasaran penelitian pengembangan bentuk penyajian Desa Kepuk Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara pada tahun 1971 dengan tahun 2007, serta faktor-faktor yang menghambat dan mendukung bagi pengembangan Kesenian Emprak Sido Mukti. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik observasi, wawancara, dan tehnik dokumentasi. Selanjutnya analisis data ditempuh dengan cara mereduksi, mengklasifikasi, mendeskripsikan dan menyimpulkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesenian Emprak Sido Mukti Desa Kepuk mengalami beberapa perubahan pengembangan seperti perubahan gerak, jumlah pemain, perubahan tata rias, perubahan kostum dan pola lantai. Hal ini disebabkan karena adanya usaha pengembangan yang terus dilakukan oleh ketua grup Kesenian Emprak Sido Mukti dan masyarakat pendukung. Walaupun terdapat hal-hal yang menghambat pengembangan Kesenian Emprak Sido Mukti yaitu adanya beberapa anggota yang keluar dari kelompok Kesenian Emprak Sido Mukti dengan alasan tidak diperbolehkan suami karena waktu untuk keluarga tersita. Mencari pengganti dari pemain yang keluar sangat sulit karena pemain Kesenian Emprak membutuhkan bakat seni. Honor yang diterima oleh pemain kurang memadai sehingga pemain mencari sampingan di luar kelompok Kesenian Emprak. Dan pada waktu dibutuhkan untuk main sangat sulit untuk menemuinya. Faktor pendukung pengembangan Kesenian Emprak Sido Mukti adalah adanya kemakmuran dan kesejahteraan warga, sehingga panggilan tanggapan yang sering diterima oleh Kesenian Emprak Sido Mukti.

Berdasarkan dari hasil penelitian disarankan pertama, perlu adanya suatu perjanjian kontrak masa kerja agar tidak mudah keluar dari kelompok. Kedua, perlu ada regenerasi untuk menanamkan minat dan bakat. Ketiga, perlu adanya peningkatan honor pemain untuk pesejahteraan pada penari.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA TEKS LAGU PADA SISWA KELAS X-7 SMA NEGERI 1 PEMALANG

ABSTRAK

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia aspek bersastra SMA kelas X untuk subaspek menulis menyebutkan bahwa peserta didik harus mampu mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mampu menulis cerpen yang baik, namun kemampuan menulis cerpen siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang masih rendah. Rendahnya kemampuan menulis tersebut disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa
sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan siswa. Guru masih terbiasa dengan metode pembelajaran yang monoton dan terkesan hanya mengejar meteri. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang digunakan metode latihan terbimbing dengan media teks lagu.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah 1) seberapa besar peningkatan kemampuan menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X SMA N 1 Pemalang, dan 2) adakah perubahan tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis cerpen setelah mengikuti pembelajaran melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1
Pemalang. Tujuan Penelitian ini yaitu 1) mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang dan 2) mendeskripsikan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang.

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis kelas. Dengan demikian penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi dua siklus. Tiap-tiap siklus dilakukan secara teratur yang terdiri atas empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Data penelitian yang diambil melalui tes dan nontes. Alat pengambilan data tes yang digunakan berupa instrumen tes perbuatan yang berisi aspek-aspek kriteria penilaian kemampuan menulis cerpen berupa penilaian kemampuan menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Alat pengambilan data nontes
yang digunakan berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, angket, dan dokumentasi foto. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Berdasarkan analisis data penelitian, disimpulkan bahwa melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu, kemampuan menulis cerpen siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang meningkat sebesar 20,44% setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Hasil rata-rata tes menulis cerpen pratindakan sebesar 61,30 dan pada siklus I diperoleh hasil rata-rata sebesar 68,62, kemudian pada siklus II diperoleh hasil rata-rata sebesar 77,05 atau meningkat sebesar 12,29% dari siklus I. Perilaku
siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pun mengalami perubahan ke arah positif. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan perilaku siswa yang lebih serius dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen. Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran 1) guru bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan metode latihan terbimbing dengan media teks lagu dalam membelajarkan menulis cerpen kepada siswa, 2) peneliti lain dapat melakukan penelitian yang serupa dengan metode yang
berbeda.

Kata Kunci : Keterampilan menulis cerpen, metode latihan terbimbing, media teks lagu.

KORELASI ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS DENGAN PELAKSANAAN PENGAJARAN BAHASA PRANCIS DI SMA SE-KOTA SEMARANG

ABSTRAK

Pelaksanaan pengajaran yang baik dapat dipengaruhi oleh persepsi guru tentang mata pelajaran yang diampunya. Mengajar yang dilandasi oleh persepsi yang positif akan memperoleh hasil yang baik karena dengan adanya persepsi terhadap mata pelajaran yang baik dalam diri guru (khusunya bahasa Prancis) akan mendorong guru untuk meningkatkan usaha-usaha dalam melaksanakan pengajaran bahasa Prancis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi guru terhadap mata pelajaran bahasa Prancis dengan pelaksanaan pengajaran bahasa Prancis di SMA se-kota Semarang.

Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap mata pelajaran bahasa Prancis dan pelaksanaan pengajaran bahasa Prancis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bahasa Prancis SMA di kota Semarang. Teknik sampel yang digunakan adalah quota area random sample. Dengan teknik tersebut didapat sampel 5 orang guru bahasa Prancis di kota Semarang. Untuk mengumpulkan data digunakan metode angket dan observasi. Metode angket digunakan untuk memperoleh data mengenai persepsi guru terhadap mata pelajaran bahasa Prancis, sedangkan observasi untuk memperoleh data di lapangan mengenai pelaksanaan pengajaran bahasa Prancis di SMA. Penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan untuk mengukur reliabilitas angket digunakan rumus alpha. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan rumus product moment.

Dari hasil analisis diperoleh nilai r hitung = - 0,713, sedangkan r tabel adalah = 0,878. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa korelasi antara persepsi guru terhadap mata pelajaran bahasa Prancis dengan pelaksanaan pengajaran bahasa Prancis tidak signifikan. Korelasi antara keduanya adalah negatif atau korelasi yang berlawanan arah, jadi semakin besar persepsi guru terhadap mata pelajaran bahasa Prancis maka pelaksanaan pengajaran bahasa Prancis akan semakin rendah.

Kata kunci: Persepsi, Pelaksanaan Pengajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DRAMA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KOMPONEN PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 3 UNGARAN

ABSTRAK

Kemampuan menulis teks drama siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Ungaran belum bisa memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan. Hal ini disebabkan strategi yang digunakan oleh guru kurang tepat. Dalam proses pembelajaran guru hanya memberikan penjelasan atau guru hanya ceramah dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif. Perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaan pun belum menunjukkan adanya perilaku yang positif. Dalam hal ini siswa kurang berminat dan kurang senang untuk mengikuti
pembelajaran tersebut. Hal ini dikarenakan tidak ada motivasi yang dapat menstimulus siswa untuk menciptakan teks drama yang lebih baik lagi. Dengan menggunakan teks drama sebagai model dalam pembelajaran menulis teks drama melalui pendekatan kontekstual komponen pemodelan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditentukan di dalam kurikulum 2006. Dan mampu
meningkatkan minat serta mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks drama.

Berdasarkan paparan di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah dengan menerapkan pendekatan kontekstual komponen pemodelan mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Unagaran dalam pembelajaran menulis teks drama dan (2) Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Unagaran dalam pembelajaran menulis teks drama dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan peningakatan kemampuan menulis teks drama dan perubahan perilaku siswa kelas VIII E SMP
Negeri 3 Ungaran setelah mengikuti pembelajaran menulis teks drama. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah secara teoretis dapat memberikan masukan pengetahuan tentang teori pembelajaran menulis teks drama dan secara praktis sangat bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah.

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tinadakan kelas (PTK). Subjek penelitiannya adalah kemampuan menulis teks drama siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Ungaran. Data dalam penelitian diperoleh dari instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes berupa tes menulis teks drama. sementara instrumen nontes berupa pedoman obervasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Validitas instrumen dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen tersebut
kepada dosen pembimbing dan guru bahasa Indonesia di sekolah yang bersangkutan. Analisis data tes dilakukan dengan teknik kuantitatif. Adapun untuk data nontes dianalisis dengan teknik kualitatif.

Hasil yang diperoleh setelah penilitian dilaksanakan cukup memuaskan. Secara umum siswa dapat dikatakan sudah mengalami peningkatan dalam pembelajaran menulis teks drama. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah memenuhi batas ketuntasan yang telah ditentukan. Perilaku siswa pun mengalami perubahan. Siswa lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis teks drama. Situasi kelas pun lebih kondusif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan hasil analisis tes tersebut, penulis menyarankan agar dalam proses pembelajaran menulis teks drama, guru hendaknya menggunakan teks drama sebagai model dalam pembelajaran melalui pendekatan konetsktual komponen pemodelan, sehingga dapat memudahkan siswa dalam menulis teks drama karena dari model tersebut siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan teks drama. Dan siswa juga dapat melihat secara langsung bentuk teks drama. selain itu, model tersebut dapat membangkitkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis teks drama dan dapat memotivasi siswa untuk menulis teks drama yang lebih baik.

Thursday, September 23, 2010

REPRODUKSI DAN PRODUKSI PADA WANITA KERJA (Studi : Buruh Wanita Pada Perusahaan Rokok “Alam Subur” di Kraksaan, Probolinggo)

ABSTRAK

Secara umum kegiatan wanita dipisahkan menjadi kegiatan produktif dan reproduktif. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan nilai ekonomis kegiatan, kegiatan tersebut yang diukur dengan perolehan uang. Dalam hal ini reproduksi atau reproduktif diukur dengan peran wanita sebagai ibu, yang melahirkan keturunan dan mengatur rumah tangga; sedangkan kegiatan
produksi dikaitkan dengan peran wanita sebagai pekerja keluarga yang menghasilkan uang (Moree; 1988).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini berusaha menelaah kondisi pekerja wanita pada industri rokok “Alam Subur” di Kraksaan, Probolinggo; khususnya pada pekerja bagian produksi meliputi jenis kerja : perpak, bandrol, linting,dan gunting. Khususnya, penelitian ini dari sisi pekerja ingin diketahui :
1. Mengetahui karakteristik pekerja wanita, mengenai : pengalaman kerja sebelumnya, alasan wanita memilih bekerja pada industri rokok dan karakteristik kegiatan pekerja pada industri rokok “Alam Subur”.
2. Mengetahui pembagian kerja dan alokasi waktu rumah tangga pekerja wanita serta faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu pekerja wanita pada industri rokok, yang akan mencerminkan strategi wanita untuk melaksanakan kegiatan produktif dan reproduktif wanita.
3. Mengetahui sumbangan pekerja wanita pada industri rokok terhadap pendapatan rumah tangga, tingkat kesejahteraan ekonomi rumah tangga, tingkat kecukupan hidup rumah tangga wanita pada industri rokok, dan persepsi wanita terhadap pekerjaan dan terhadap upah sebagai
perwujudan kegiatan produktif wanita.
4. Mengetahui kondisi pekerja wanita pada industri rokok dalam pembangunan yang sedang berlangsung sekarang ini.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah secara purposive sampling sebanyak 50 orang dari 585 pupulasi yang ada, sedangkan teknik analisa data yang digunakan di cross tabulasi dan persentase, dan selanjutnya dari masing-masing tabel akan dideskripsikan
secara kualitatif.

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1, karakteristik pekerja wanita ditinjau dari pengalaman kerja sebelumnya, maka mereka pernah bekerja sebelumnya sebagai buruh tani 10 orang (20%); di pabrik mie 11 orang (22%); sebagai
pembantu rumah tangga 15 orang (30%); dan mlijo 14 orang (28%), disamping itu yang bekerja kurang dari 5 tahun ada 25 orang (50%) dan antara 5– 10 tahun ada 25 orang (50%). Tabel 2, karakteristik pekerja wanita, ditinjau dari alasan bekerja pada PR “Alam Subur”, maka 36 orang
(72%) atas keinginan sendiri; sedangkan sisanya ada 14 orang (28%) adalah motivasi ekstrinsik. Tabel 3, jenis kerja sektor produksi yang di ambil meliputi, jenis kerja perpak 6 orang; bandrol 4 orang; giling 36 orang; dan gunting 4 orang. Selanjutnya tabel 4 mengenai besar pendapatan, 4 orang (8%) berpendapatan kecil; 30 orang (60%) berpendapatan sedang; 16 orang (32%) berpendapatan besar. Mengenai besar beban tanggungan (tabel 5) yaitu ada 16 orang (32%) kurang dari 3; 11 orang (22%) antara 3-5; 18 orang (36%) lebih dari 5 beban tanggungan. Tabel 6 mengenai jumlah anak yang dimiliki, ada 4 orang (8%) yang belum punya; 13 orang (26%) kurang dari 2; 23 orang (46%) antara 2-3 dan 10 orang (20%) memiliki anak Balita (1-5
tahun); 12 orang (24%) memiliki anak usia lebih dari 5 tahun. Selanjutnya tabel 8, yaitu mengenai cara pengurusan anak sewaktu ditinggal bekerja adalah sebagai berikut : ada 26 orang (52%) diasuh oleh famili; 4 orang (8%) dititipkan tetangga; dan 16 orang (32%) diasuh sendiri. Selanjutnya pada tabel 9 mengenai distribusi konsumsi per bulan adalah sebagai berikut : ada
29 orang (58%) untuk makan; 13 orang (26%) untuk pendidikan; dan 8 orang (16%) untuk kesehatan. Selanjutnya tabel 10 mengenai sumbangan pendapatan pekerja wanita dalam rumah tangga, maka ada 4 orang (8%) yang memberi sumbangan kecil; 30 orang (60%) memberi sumbangan sedang; dan 16 orang (32%) memberi sumbangan besar. Tabel 11 mengenai
tingkat kesejahteraan ekonomi rumah tangga adalah sebagai berikut : 2 orang (4%) katagori pra sejahtera; 18 orang (36%) sejahtera I; dan 30 orang masuk sejahtera II. Selanjutnya tabel 12 mengenai cita-cita bekerja di PR “Alam Subur” yaitu 24 orang (48%) akan bekerja terus sampai pensiun dan 26 orang (52%) akan berhenti kerja bila ada pekerjaan yang lebih baik. Selanjutnya tabel 13 keikutsertaan wanita pekerja dalam kegiatan pembangunan ekonomi , ada 14 orang (28%) ikut kegiatan PKK di kampung; 17 orang (34%) ikut program KB dan 19 orang (38%) ikut kegiatan yang diadakan pabrik.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA PETANI DI DESA PURWOJATI KECAMATAN KERTEK KABUPATEN WONOSOBO

ABSTRAK

Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Purwojati diperoleh jumlah balita pada keluarga petani yang mengalami gizi kurang sebanyak 1,89%, dan gizi buruk sebanyak 0,96%. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita pada keluarga petani di Desa Purwojati Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo.

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh balita keluarga petani sejumlah 208. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 balita. Variabel dalam penelitian ini adalah pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan gizi ibu, tingkat pendidikan ibu, besarnya keluarga, status pekerjaan ibu, pantangan makan balita, tingkat konsumsi energi dan protein sebagai variabel bebas. Sedangkan variabel terikat adalah status
gizi balita. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Dacin atau timbangan balita, 2) Kuesioner, 3) Formulir recall 3X24 jam. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-square dengan α = 0,050.

Dari hasil analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita antara lain: pendapatan keluarga p = 0,002, RP=11,200, (95% CI=1,575-79,649), tingkat pengetahuan ibu p= 0,001, RP=11,897, (95% CI=1,672-84,658), tingkat konsumsi energi p= 0,000, RP=22,500, (95% CI= 5,720-88,501), tingkat konsumsi protein p= 0,000, RP=18,000, (95% CI=5,993-
54,059). Sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan status gizi balita antara lain: tingkat pendidikan ibu p= 0,128, RP=1,630, (95% CI=0,723- 3,671), besarnya keluarga p=0,168, RP=0,431, (95% CI=0,180-1,030), status pekerjaan ibu p= 0,470, RP=0,467, (95% CI=0,170-1,283). Saran yang dapat penulis ajukan terkait penelitian ini adalah supaya ibu balita keluarga petani, kader posyandu dan bidan setempat supaya lebih memperhatikan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap status gizi balita sehingga dapat menentukan sikap yang baik bagi status gizi balitanya.

Kata Kunci: Faktor-faktor, Status Gizi Balita Keluarga Petani.

MANAJEMEN RESIKO PADA ASURANSI SYARI’AH DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA PEKANBARU

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Manajemen Resiko Pada Asuransi Syari’ah di PT.Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru”, dengan latar belakang bahwa segala benda di dunia ini memiliki resiko untuk mengalami kerusakan dan kerugian, baik bagi perorangan maupun perusahaan , dan kita ingin mengelak dari resiko dengan alasan selalu ingin aman dan tentram. Untuk menghindari kemungkinan kerugian yang diderita perusahaan, maka setiap perusahaan harus melakukan langkah indentifikasi setiap resiko yang timbul. Dengan demikian diperlukan manajemen resiko agar kerugian yang timbul dapat dihilangkan resikonya, berarti resiko perusahaan itu sudah terlindung sepenuhnya. Perusahaan asuransi hanya menanggung sebagian resiko yang ada, sedangkan sebagian besar dari resiko perusahaan harus dihadapi sendiri dan tidak bisa dipindahkan pada perusahaan asuransi. Karena itu manajemen resiko menjadi suatu keharusan adanya dalam setiap perusahaan.

Dalam penyelesaian tulisan ini, Penulis melakukan penelitian dengan permasalahan bagaimana manajemen resiko di PT. Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru, dan bagaimana peranan manajemen resiko di PT. Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru. Adapun tujuan Penulis ini adalah untuk mengetahui dengan jelas manajemen resiko yang diterapkan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru dan bagaimana peranan manajemen resiko tersebut.

Data primer tulisan ini adalah data yang diperoleh langsung dari wawancara dengan pimpinan Perusahaan beserta karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru, sedangkan data sekunder Penulis memperoleh dalam bentuk dokumen perusahaan, laporan dan arsip-arsip beserta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan tujuan agar dapat membandingkan antara teori dan praktek di lapangan.

Setelah Penulis melakukan penelitian manajemen resiko pada asuransi syari’ah di PT. Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru, Penulis melihat sudah ada kesesuaian antara teori dan praktek dalam manajemen resiko pada asuransi syari’ah sudah memperhatikan prinsip manajemen resiko Islam. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sudah ada kesesuaian antara teori dan praktek dalam manajemen resiko pada asuransi syari’ah di PT.Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru. Manajemen resiko tersebut sudah memperhatikan prinsip-prinsip manajemen resiko Islam. Namun demikian masih membutukan perbaikan-perbaikan pada bagian
tertentu, antara lain perbaikan pada segi SDM Perusahaan.

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NEGARA

ABSTRAK

Pola pembangunan ekonomi yang serba cepat sekarang ini, menyebabkan terbentuknya pencapaian pemerataan kesejahteraan masyarakat menjadi tujuan yang utama. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan adanya peranan hukum yang membawa pengaruh untuk menyusun tata kehidupan baru tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, perhatian tidak lagi diarahkan pada seputar penggarapan hukum, melainkan lebih dikaitkan dengan perubahan-perubahan sosial.

Hukum lebih tampak bukan lagi sebagai perekam kebiasaan-kebiasaan yang telah membentuk di dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat, melainkan diharapkan pula hukum dapat menjadi pengungkap yang tepat dari kekuatan baru yang menghendaki terbentuknya kesejahteraan masyarakat. Akibatnya hampir semua aspek kehidupan kita temui adanya peraturan hukum.

Disatu pihak, Hukum berkepentingan dengan hasil yang akan diperolehnya melalui pengaturannya, dan oleh karena itu harus paham tentang seluk-beluk masalah yang akan diaturnya. Sedangkan dipihak lain, hukum juga harus menyadari bahwa faktorfaktor dan kekuatan diluar hukum juga akan memberikan pengaruhnya pula terhadap hukum serta proses bekerjanya. Sehingga dalam menyusun kebijakan hukum diperlukan adanya pertimbangan, antara lain mengenai faktor-faktor psikologis, faktor sosiologis dan letak geografis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutik, yaitu pendekatan yang menggunakan cara penafsiran terhadap makna-makna yang terdapat dalam isi tulisan dari obyek penelitian yang didapatkan dan menganalisis konteksnya. Pendekatan ini diperlukan untuk memahami apa sesungguhnya yang bterkandung dalam tulisan-tulisan ibnu khaldun. Lalu bagaimana pendapat Ibnu Khaldun tentang peranan hukum dalam pembangunan ekonomi negara dan relevansinya dalam pembangunan ekonomi negara.

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa sistem hukum beserta aparat-aparatnya harus diselenggarakan atas dasar agama, dengan landasan agama inilah hukum berjalan untuk mengatur tata perekonomian masyarakat agar berjalan seimbang dan tetap dalam kerangka pertumbuhan produktifitas pertumbuhan ekonomi.

Perkembangan sistem hukum diperbolehkan sesuai dengan kebutuhan yang seiring dengan perkembangan watak masyarakat dan kekuasaan. Dengan menekankan keseimbangan antara aspek keberdayaan masyarakat dalam persoalan ekonomi dan ketegasan negara dalam membuat hukum, peradaban dibangun diatas dasar agama.

ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN ANTARA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA Periode 1999-2001

ABSTRAK

PT. Bank Syari’ah Mandiri sebagai salah satu lembaga perbankan syari’ah yang telah berkontribusi penting terutama bagi pengusaha kecil diharapkan dapat bersaing dengan perbankan konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti, dan mendapatkan bukti empiris tentang perbedaan kinerja keuangan antara PT. Bank Syari’ah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia selama periode 1999-2001. Penelitian ini merupakan penelitian Deskripsi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis rasio keuangan (financial ratio analysis), yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi.

Kinerja keuangan PT. Bank Syari’ah Mandiri ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi pada tahun 1999 tergolong sebagai bank umum yang kurang likuid, solvabel, kurang profitabel, dan kurang efisien. Sementara kinerja keuangan PT. Bank Syari’ah Mandiri ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi selama periode 2000-2001 tergolong sebagai bank umum yang kurang likuid, tetapi cukup solvabel, profitabel, dan efisien. Sedangkan Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi pada tahun 1999 tergolong sebagai bank umum likuid, unsolvable, kurang profitabel dan kurang efisien. Sementara kinerja keuangan PT.
Bank Rakyat Indonesia ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi pada tahun 2000 tergolong sebagai bank umum likuid, kurang solvabel dan profitabel, tetapi cukup efisien. Sedangkan pada tahun 2001, kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi tergolong sebagai bank umum likuid, unsolvable, profitabel, dan efisien.

Kata kunci : Rasio keuangan, PT. Bank Syari’ah Mandiri, PT. Bank Rakyat
.Indonesia

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

ABSTRAK

Tujuan studi ini adalah untuk menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama tiga tahun, yaitu tahun 2001, 2002 dan 2003. Pengujian hipotesis manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang menggunakan regresi berganda, uji F, dan uji t.

Variabel dependen dalam penelitian adalah perubahan laba dan untuk variabel independen menggunakan perubahan rasio keuangan. Terdapat 36 rasio keuangan, yang terseleksi menjadi 18 rasio keuangan, tetapi yang terbebas dari asumsi klasik adalah 6 rasio keuangan. Hasil pengujian menunjukkan GPM dan leverage dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN RUMAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (1991-2005)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Rumah di daerah Istimewa Yogyakarta (1991-2005)”. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari dua variablel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen yang digunakan adalah PDRB riil Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumlah Penduduk, Laju Inflasi, dan Suku Bunga Daerah Istimewa Yogyakarta, serta variabel dependennya adalah Jumlah Pembangunan Rumah Daerah Istimewa Yogyakarta. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta serta laporan dari kantor cabang Bank Indonesia Yogyakarta.

Permasalahannya yaitu apakah keempat variabel independent tersebut berpengaruh terhadap Jumlah Pembangunan Rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan jika berpengaruh, seberapa besar pengaruhnya, baik berpengaruh positif atau pun berpengaruh negatif terhadap Jumlah Pembangunan Rumah. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan analisis regresi. Data tersebut diolah dengan menggunakan program EVIEWS yang merupakan salah satu aplikasi statistik komputer.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah ternyata tidak semua variabel independen (PDRB riil Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumlah Penduduk,Laju Inflasi, dan Suku Bunga Daerah Istimewa Yogyakarta) tidak semuanya signifikan terhadap jumlah pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan hanya tiga variabel yang mampu memberikan pengaruh terhadap jumlah pembangunan rumah di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu variabel PDRB Riil, Jumlah Penduduk, dan Laju Inflasi.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 13 SEMARANG

ABSTRAK

Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar dan Hasil belajar. Seseorang yang memiliki motivasi mempunyai kecenderungan untuk mencurahkan segala kemampuannya untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa belajar lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat, sehingga hasil belajarnyapun meningkat. Akan tetapi, kuat dan lemahnya motivasi setiap orang berbeda, hal itu dipengaruhi
oleh faktor cita-cita atau aspirasi, kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa. Namun, kebenaran argument ini perlu dibuktikan melalui kegiatan penelitian agar diperoleh jawaban yang akurat.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dan seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13
Semarang.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 13 Semarang Tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 308 siswa. Pengambilan sampel melalui rumus Solvin sebanyak 75 siswa yang diambil secara proporsional random sampling. Ada 2 (dua) variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu motivasi belajar sebagai variabel bebas dengan indikator cita-cita/ aspirasi, kemampuan siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan kelas, unsur dinamis belajar dan upaya guru membelajarkan siswa. Kemudian Hasil Belajar sebagai variabel terikat dengan indikator informasi verbal, keterampilan kognitif, keterampilan intelek, keterampilan motorik dan sikap. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner), dokumentasi dan observasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif persentase dan analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 13 Semarang dalam kategori cukup. Hasil belajar yang dicapai siswa kurang memuaskan terlihat dari adanya hasil analisis angket yang disebar masih banyak indikator yang menyatakan hasil belajar cukup dan juga diperkuat dari adanya daftar nilai-nilai yang masih ada nilai yang masih dibawah angka 7 untuk semua mata pelajaran.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran 5 diperoleh sebesar 29,766 dengan taraf signifikansi 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Besarnya Motivasi belajar yang mempengaruhi Hasil Belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang ini sebesar 29, 766% sedangkan 71,344 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti dikarenakan keterbatasan dana, waktu serta kemampuan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain diharapkan sekolah menambah jumlah fasilitas, terutama peralatan laboratorium, siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan usahanya dalam rangka memperoleh informasi non formal, dan harapkan siswa selalu melatih dirinya
untuk berani tampil dalam mengungkapkan pendapatnya di depan umum.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Hasil Belajar

PEMBELAJARAN PS-EKONOMI POKOK BAHASAN PASAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE

ABSTRAK

Saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran ekonomi sangat menjemukan dan membosankan. Observasi awal di SMP Negeri 22 Semarang menunjukkan bahwa hasil belajar PS-Ekonomi pada materi pokok kelangkaan masih rendah, hal ini terbukti dari perolehan nilai rata-rata ulangan harian siswa yang mencapai 56,54 dengan ketuntasan belajar klasikal 30%. Oleh karena guru harus mengusahakan agar pembelajaran lebih menarik, dengan cara mengkombinasikan berbagai model dan metode pembelajaran yang tepat untuk
menyampaikan suatu pokok materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PS-Ekonomi melalui usaha perbaikan pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share pada materi pokok pasar.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah soal evaluasi tiap akhir siklus dan lembar observasi. Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yng terdiri dari dua siklus, di mana setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 70,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 78%. Sedangkan rata-rata hasil
belajar pada siklus II sebesar 76,14 dengan ketuntasan klasikal 88%. Adapun hasil belajar afektif siswa diperoleh ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 54% dan pada siklus II sebesar 85 %.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar PS-Ekonomi pada materi pokok pasar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini yaitu: model pembelajaran kooperatif tipe think-pairshare dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran PS-Ekonomi di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti lain diharapkan dapat
melakukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih besar dan dengan menggunakan desain yang berbeda.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

MODEL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) PADA BIDANG KEAHLIAN KRIYA KAYU SMK N 2 JEPARA TAHUN AJARAN 2006 /2007

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah : (1) menjelaskan persiapan pelaksanaan Prakerin baik di sekolah maupun di industri; (2) menjelaskan model pelaksanaan pendidikan pada bidang keahlian kriya kayu SMK N 2 Jepara; (3) menjelaskan model pelaksanaan pelatihan di industri pada bidang keahlian kriya kayu SMK N 2 Jepara; (4) menjelaskan bagaimana persepsi tentang kemanfaatan pelaksanaan Prakerin bagi industri, bagi sekolah dan bagi peserta didik (siswa).

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai, sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh, artinya peneliti tidak menemukan aspek baru dalam fenomena yang diteliti. Setelah data terkumpul, data tersebut disusun, dianalisis dan disimpulkan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi sumber dan perpanjangan keikut sertaan peneliti pada kegiatan Prakerin. Teknik triangulasi sumber meliputi : (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan; (3) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti guru dengan siswa.

Persiapan yang dilaksanakan SMK N 2 Jepara dalam rangka pelaksanaan Prakerin khususnya untuk mengkoordinasikan tempat pelaksaan Prakerin dan administrasinya sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua tahap yang terorganisir yaitu tahap perencanaan dan tahap persiapan. Industri sebagai institusi mitra dalam pelaksanaan Prakerin sudah cukup baik dalam melaksankan persiapan dengan mempersiapkan pembimbing lapangan dan sistem kerja serta pembagian kerja untuk siswa. Model pelaksanaan pendidikan pada bidang Kriya Kayu harus dibenahi terutama untuk pembelajaran pembentukan sikap dan sopan santun. Kepercayaan industri tentang keahlian siswa melalui pembelajaran disekolah dan “ngenger” sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan keleluasaan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dari proses awal sampai menjadi suatu barang jadi. Manfaat yang dirasakan siswa adalah mendapatkan pengalaman baru dan mendapat pengakuan masyarakat tentang skill yang dimiliki, bagi sekolah bisa melaksankan kebijakan link and match dan sebagai tolok ukur pelaksanaan Prakerin tahun yang akan datang, sedang bagi industri selain dapat membantu
sekolah mencetak lulusan yang berkualitas juga mendapatkan kemudahan untuk mencari tenaga kerja terdidik dengan skill yang bagus.

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT PADA CAMPURAN BETON

Judul Lengkap: PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT PADA CAMPURAN
BETON (TINJAUAN TERHADAP KUAT TARIK BELAH, KUAT TEKAN, DAN MODULUS
ELASTISITAS BETON PADA KONSENTRASI PANJANG SERAT 8 CM, BERAT SEMEN 350
KG/M3, FAKTOR AIR SMEN 0,5).

ABSTRAK

Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan konstruksi yang mempunyai banyak kelebihan antara lain, mudah dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat, air, dan bahan tambahan lain bila diperlukan dengan perbandingan tertentu. Kelebihan beton yang lain adalah, ekonomis (dalam pembuatannya menggunakan bahan dasar lokal yang mudah diperoleh), dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki, mampu menerima kuat tekan dengan baik, tahan aus, rapat air, awet dan mudah perawatannya, maka beton sangat populer dipakai baik untuk struktur – struktur besar maupun kecil. Untuk itu bahan konstruksi ini dianggap sangat penting untuk terus dikembangkan. Salah satu usaha pengembangannya ialah dengan cara memperbaiki sifat dari kelemahan beton yaitu tidak mampu menahan gaya tarik, dimana nilai kuat tarik beton berkisar 9%-15 % dari kuat desaknya (Dipohusodo, 1994). Setiap usaha perbaikan mutu kekuatan tekan hanya disertai peningkatan kecil kuat tariknya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50–0,60√fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57√fc’ (Dipohosodo 1999: 10).

Beton serat adalah bagian komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat pada umumnya berupa batang-batang dengan diameter antara 5 dan 500 μm (mikro meter) dan panjang sekitar 25 mm sampai 100 mm. Bahan serat dapat berupa : serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan (rami, bambu, ijuk), serat plastik (polypropylene), atau potongan kawat baja. Jika serat yang dipakai memiliki modulus elastisitas lebih tinggi daripada beton, misalnya kawat baja, maka beton serat akan mempunyai kuat tekan, kuat tarik, maupun
modulus elastisitas yang sedikit lebih tinggi dari beton biasa. (Tjokrodimuljo 1996: 122)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kosentrasi serat optimum yang menghasilkan nilai kuat tarik belah, kuat tekan dan modulus elastisitas beton serat kawat bendrat dengan komposisi serat 0%; 2,5 %; 5 %; 7,5 %; 10 %. Benda uji yang diteliti berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm diuji untuk kuat tekan dan kuat tarik. Jumlah benda uji 30 buah, dengan masing-masing komposisi sebanyak 3 sampel. Untuk uji kuat tekan dan modulus elastisitas menggunakan benda uji yang sama, yaitu sebanyak 15 buah. Sedangkan
15 benda uji lainnya digunakan untuk uji tarik belah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat kawat bendrat pada campuran beton dapat meningkatkan nilai kuat tarik belah, kuat tekan, dan modulus elastisitas beton. Kuat tarik belah maksimal terdapat pada kadar serat 5 % yaitu sebesar 3,283 MPa kemudian untuk kadar serat 7,5% dan 10 % tampak bahwa beton mulai mengalami penurunan kuat tarik belah. yaitu sebesar 3,089 MPa dan 2,917 MPa. Namun nilai tersebut masih lebih tinggi dari beton normal
(2,597 MPa). Nilai kuat tekan tertinggi diperoleh pada beton dengan kadar serat 7,5% dengan hasil rata-rata sebesar 37,77 MPa. Sedangkan pada kadar serat 10 %, beton mulai mengalami penurunan kuat tekan sebesar 29,55 MPa. Nilai tersebut masih lebih tinggi dari kuat tekan beton normal yaitu sebesar 28,97 MPa.

Kemudian dari data yang ada diolah menggunakan regresi polynomial sehingga mendapatkan hasil bahwa untuk mendapatkan nilai kuat tarik belah beton maksimal dibutuhkan kadar serat sebesar 5,794 %.Sedangkan untuk mendapatkan nilai kuat tekan beton maksimal dibutuhkan serat sebesar 5,748 %.

Nilai modulus elastisitas beton serat didapatkan EC = 3961 FC . Hasil ini masih lebih rendah dari nilai modulus elastisitas beton seperti yang disyaratkan dalam SK SNI T-15-1991-03 yaitu EC = 4700 FC . Menurut Suroso (2002), persyaratan tersebut biasanya digunakan untuk perhitungan struktur beton bertulang, dan secara tegas tidak disebutkan bahwa nilai tersebut berlaku untuk
modulus elastisitas beton bertulang atau beton tidak bertulang. Sedangkan dalam penelitian ini berlaku khusus untuk beton tidak bertulang.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah keruntuhan untuk beton serat tidak terjadi secara tiba-tiba, hal ini terlihat pada kemampuan beton untuk mempertahankan tegangan yang besar setelah beton mencapai kuat tarik dan kuat tekan maksimum, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kehancuran beton serat.

Kemudian untuk mendapatkan kualitas beton serat yang lebih baik, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) Metode pengerjaan beton terutama dalam hal penambahan serat dalam adukan perlu diperhatikan dengan baik. Yaitu penuangan dengan cara individu, sehingga penyebaran serat lebih merata, (2) Memperbaiki nilai wokability misalnya penggunaan bahan tambah berupa (super plasticizer) yang bersifat menaikkan workability.

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI (TECTONA GRANDIS L.F) PADA MORTAR SEMEN DITINJAU DARI KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN DAYA SERAP AIR

ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu jati (Tectona Grandis L.f) terhadap subsitusi berat pasir dan subsitusi berat semen pada mortar semen ditinjau dari kuat tekan, kuat tarik dan daya serap air? Penelitian ini bertujuan: (1) Meningkatkan nilai tambah dan nilai guna bahan sehingga meningkatkan nilai
ekonominya, diversifikasi jenis bahan konstruksi, menunjang pengadaan bahan dan sedikit banyak dapat mengatasi dampak negatif limbah industri kayu terhadap lingkungan, (2) Untuk memperoleh mortar yang dapat memberikan nilai tambah bagi limbah sehingga menjadi barang berguna dan bernilai secara ekonomis dan (3) Secara ekonomis dapat diperoleh mortar yang lebih murah dan praktis serta memiliki berat yang relatif ringan.

Pada penelitian ini mortar dibuat dari pasir muntilan, Semen Nusantara type 1 dan serbuk gergaji kayu jati (Tectona grandis L.f) yang didatangkan dari pabrik penggergajian kayu di Desa Sarip Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, Purwodadi. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam bentuk yaitu bentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm digunakan untuk pengujian kuat tekan dan daya serap air sedangkan bentuk seperti angka delapan dengan ukuran 75 mm x 50 mm x 25 mm dengan panjang sisi tengah 25 mm digunakan untuk kuat tarik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sebar dilapangan sebesar 95% - 103,5% dengan nilai fas yang dihasilkan (dari 0% hingga 20% serbuk gergaji terhadap berat pasir dan berat semen) berturut-turut bernilai antara 1,05 – 1,10, sedangkan pengujian kuat tekan dan kuat tarik dari mortar semen dengan bahan tambah serbuk gergaji kayu jati (Tectona grandis L.f) subsitusi pasir dan subsitusi semen hasilnya menurun (dibandingkan dengan mortar kontrol yaitu tanpa
persentase serbuk gergaji). Penurunan nilai kuat tekan mortar semen subsitusi berat pasir dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 128,740 kg/cm2 menjadi 15,279 kg/cm2 sedangkan nilai kuat tekan mortar semen subsitusi berat semen dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 113,84 kg/cm2 menjadi 45,070 kg/cm2, untuk nilai kuat tarik mortar semen subsitusi berat pasir dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 71,86 kg/cm2 menjadi 5,937 kg/cm2 sedangakan nilai kuat tarik mortar semen subsitusi berat semen dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 78.42 kg/cm2 menjadi 24,56 kg/cm2. Berbeda dari nilai daya serap airnya yang memiliki nilai meningkat (dibandingkan dengan mortar kontrol yaitu tanpa persentase serbuk gergaji). Peningkatan daya serap air mortar semen subsitusi berat pasir dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 9,569 % menjadi 46,481 % sedangakan nilai daya serap air mortar semen subsitusi berat semen dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 11,013 % menjadi 16,015 %.

Dari hasil pengujian nilai kuat tekan dan kuat tarik mortar semen dapat diketahui seberapa besar pengaruh penurunan kuat tekan dan kuat tarik dengan penambahan serbuk gergaji kayu jati. Ada pengaruh terhadap kuat tekan, kuat tarik dan daya serap air dan ada perbedaan kuat tekan, kuat tarik maupun daya serap air karena adanya penambahan serbuk gergaji kayu jati.

Kata Kunci : Serbuk Gergaji, Kuat Tekan, Kuat Tarik, Daya Serap Air